Kamis, 30 April 2009

Koperasi sebagai tatanan ekonomi baru..penjelasan tentang prinsip koperasi

koperasi adalah suatu badan yang beranggotakan orang seorang atau badan yang bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya berdasarkan prinsip koperasi serta berideologi pancasila....

koperasi adalah suatu badan yang paling cocok jika dikembangkan di Indonesia...
karena menurut Moh.Hatta..sebagai bapak koperasi bangsa Indonesia merupakan bangsa yang bersifat sosial...

dimana bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya....

prinsip koperasi adalah sebagai berikut..
1.Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2.Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3.Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi)
4.Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5.Kemandirian
6.Pendidikan perkoprasian
7.kerjasama antar koperasi
dari prinsip di atas dapat ditelaah bahwa...
bersifat sukarela jadi tidak ada paksaan jadi sesuai dengan amalan sila kedua manusia yang beradab..dan terbuka menjadikan ia sebagai koperasi yang transparan dengan ilmu akuntansi...agar terjadi kontrol juga dari anggotanya...

demokratis adalah suatu pengelolaan yang memberikan pembelajaran terus menerus tentang bagaimana keputusan itu dibentuk berdasarkan kepentingan bersama bukan suatu individu itu sendiri....

sisa hasil usaha adalah keuntungan dari koperasi namun kata keuntungan masih mengandung suatu arti yang jelas sangat liberalis....
sisa hasil usaha dibagikan kepada para anggota secara adil dimana sesuai dengan jasa masing-masing anggota terhadap koperasi tersebut yang tanpa disadari membentuk pola pikir loyalitas tinggi yang mumpuni terhadap perusahaan...
jasa anggota maksudnya adalah suatu kegiatan yang telah dilakukan oleh anggota sesuai dengan kewajibannya..contoh:koperasi simpan pinjam...semakin banyak ia meminjam maka akan semakin besar poin SHU nya...koperasi konsumen..maka semakin banyak ia berbelanja poinnya semakin banyak....

dan penanaman modal juga tergantung dari koperasi itu sendiri.. terbatas dari modal yang ditanamkan artinya ,,,adalah pembagian usaha disesuaikan dengan saham terhadap koperasi tersebut...tidak ada saham preferen atau yang diutamakan...

kemandirian artinya bersifat mandiri...karena dengan mandiri tidak ada campur tangan dari pihak lain untuk yang dapat menjatuhkan koperasi kecuali dari dalam koperasi...yaitu para pemodal itu sendiri...

koperasi mendidik manusia terutama anggota agar bisa menjadi mandiri dan selalu terjadi pembelajaran terhadap ekonomi pancasila dari pengelolaan koperasi...

kerjasama antar koperasi akan memantapkan modal untuk selalu menjadikan ia koperasi yang sujati koperasi yang kuat koperasi yang mampu menjadikan ia sebagai pembangun bangsa...

sumber wikipedia...

Selasa, 28 April 2009

butir-butir pancasila...

Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Persatuan Indonesia
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak orang lain.
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Suka bekerja keras.
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.


Dari butir-butir ini ditelaah satu persatu...terima kasih buat mas jay yulian yang mengantarkan saya pada butir-butir ini....

smoga bermakna...
amin...

dimana ayat-ayat pancasila...

makin disadari dalam segala hidup ini...
terutama di indonesia telah sampailah pada segala suatu rahmat sang Khalik...
sebagai sesuatu yang utama pada diri....

oh Sang Khalik sebagai junjunganku...
dalam segala benakku haturkan...
bahwa ini sebagai pancasila...
dimana ayat-ayat itu kau sembunyikan...

sangatlah hakiki dalam penghayatan itu...
tiada yang mampu tandingi ayat-ayat itu....
dahulu pancasila meraja lela bersama diri dalam junjungan segala rahmat santosa....

oh sekarang pun ayat-ayat nya sudah habis ditelan jaman...
dimana ia...semoga masih terlaksana pada setiap sanubari umat manusia...
terutama bagi sang muda sahaja...

kami tidak mau negara islam...
kami mau negara indonesia...
karena kami adalah bangsa indonesia...

jika pun kami tidak pernah berdoa...
tapi kami tau bahwa Kau sang Khalik ada pada setiap kebajikan kebijaksanaan dan tepo seliro semua....

bahwa Tuhan adlaah satu Tuhan Yang Maha Esa.....
dan biarkan iman menjadi bahasa dalam menjunjung keseharian...
biarkan adat menjadi budaya yang luhur...
jangan hilangkan itu Tuhan..oh Sang Khalikku...

dan huntingku akan menuju ke arah ayat-ayat itu...
pancasila...

Minggu, 26 April 2009

antara aliran syeh siti jenar, komunis, dan agnotisme

dalam pertautannya..maka dapat dijelaskan bagaimana posisi aku adalah Tuhan dari sisi syeh siti jenar...

dapat dijelaskan bahwa syeh siti jenar memiliki jiwa murni dan penuh kebijaksanaan dalam diri pribadinya...jika suatu rasa itu ada, maka sangguplah jika ia dapat mengatakan Sang Aku dalam dirinya...itu berarti bahwa Tuhan sudah menyatu dalam setiap raga dirinya...

Sang Aku itu adalah dimana setiap rasa dalam dirinya bersifat KeTuhanan..dan bagaimana Tuhan itu memiliki makna yang ranum untuk ditelaah kembali...

Sang Aku dan Aku aku yang lainnya..adalah suatu kata dimana diri adalah Tuhan individu yang nyatakan bahwa wess onok Tuhan dalam hatiku...yang nyatakan bahwa terdapat setiap kebenaran dalam diriku untuk berbuat berdasarkan kebenaran Hati yang murni, yang berisikan ajaran-ajaran tentang KeTuhanan...dan menerapkannya dengan selalu mencari arti dari keberadaan Beliau tersebut, di luar..sebagai Sang Aku yang sujati...

di manapun ada Beliau yang terpancar dari sikap individu perseorangan, yang memiliki sifat sifat KeTuhanan dalam dirinya...jadi Sang Aku dalam diri setiap manusia...

jika dihubungkan dengan akhir ajaran komunisme, maka utopia adalah suatu keadaan dimana kesejahteraan sosial telah tercapai serta keadilan sosial...hal itu jika ditelaah maka setiap orang harus paling tidaklah memiliki sifat atau sikap KeTuhanan dalam dirinya...karena dengan hal itu maka tiada orang miskin dan keadilan sosial tercapai baik rohani dan jasmani....

dan agnotisme...adalah sikap atau sifat mencari pembenaran bahwa ia adalah pencari jalan KeTuhanan...
http://www.religioustolerance.org/agnostic.htm

bahwa ia adalah pencari kenapa Ia tu exist ataupun tidak dan mengapakah kita masih sengsara...

dan ini jawaban dari semua jawaban bahwa kita sengsara karena tiadaNya Sang Aku dalam diri kita...

benarkah??